Minggu, 24 Februari 2013

Bentuk Bangunan Sebuah Candi

Candi Jawa Tengah (kiri) dan
 Jawa Timur (kanan). Candi
di Jateng dibangun agak pendek
dan gemuk, dan candi Jatim
dibangun agak ramping dan tinggi.


          Candi adalah bangunan yang terdiri dari kaki candi, badan candi dan atap candi. Kaki candi merupakan dasar dari bangunan candi. Kaki candi ini sebagian tertanam di dalam tanah dan sebagian lagi berada di atas tanah dengan tinggi lebih dari satu meter. Pada candi-candi kecil, kaki candi biasanya berbentuk bujur sangkar dan pada salah satu sisinya terdapat tangga batu untuk memasuki badan candi. Sedangkan pada bangunan candi besar seperti Candi Prambanan, kaki candi menjulang cukup tinggi, beberapa meter dari tanah dan berbentuk bujur sangkar yang dibentuk begitu rupa sehingga berbentuk sudut 12.
          Pada kaki candi inilah terdapat jalan keliling mengitari badan candi yang disebut pradhaksinapatha atau praswyapatha. Pradhaksinapatha berarti jalan keliling mengitari candi dengan jalan  menganankan candi. Artinya kalau orang telah menaiki tangga kaki candi dan ingin mengelilingi badan candi terlebih dahulu sebelum memasuki badan candi, maka cara berkelilingnya harus begitu rupa sehingga badan candi selalu berada di sebelah kanan kita. Sebaliknya prasawypatha berarti mengkirikan candi. Pradhaksinapatha biasanya terdapat pada candi-candi di Jawa Tengah.
          Pada jalan atau lorong kaki candi tersebut kadang-kadang dibangun pula sebuah pagar batu yang mengelilingi seluruh kaki candi. Pagar yang pendek ini hanya dibangun di candi-candi besar saja. Pada candi-candi kecil biasanya lorong yang mengitari candi tidak berpagar. Pada pagar-pagar candi itulah biasanya dipahatkan cerita-cerita keagamaan. Pemasangan gambar-gambar yang merupakan urutan cerita tadi tergantung dari lorong pradhaksinanya atau prasawyanya. Pada lorong pradhaksina dengan sendirinya urutan gambar mengikuti jalan keliling mengkanankan candi, sedang pada prasawya urutan gambar mengikuti jalan keliling mengkirikan candi.
          Badan candi merupakan bagian kedua dari candi yang dibangun di atas kaki candi. Pada badan candi inilah terdapat ruangan candi, atau kamar candi. Pada bangunan candi kecil, kamar candi ini hanya terdiri dari satu ruangan, tetapi pada candi besar biasanya terdapat 4 ruangan. Ruangan-ruangan dalam candi besar tadi terdiri dari satu ruangan kamar besar dan tiga ruangan kamar yang lebih kecil.
          Dalam ruangan candi terdapat patung dewa atau patung bodhisatwa. Pada candi-candi agama Hindu patung dewa tersebut terletak di tengah-tengah kamar candi, sedangkan pada candi agama Budha, patung Budha atauu bodhisatwa terletak mepet pada dinding belakang kamar candi. Tetapi pada candi-candi di Jawa Timur kebanyakan patung dewa terletak mepet di dinding belakang kamar candi.
          Selain terdapat patung dewa atau patung Budha atau patung bodhisatwa, kadang-kadang terdapat pula patung lingga dan yoni, yakni lambang dewa Siwa.
          Pada dinding kamar candi di sebelah dalam biasanya dihias dengan ukiran-ukiran yang disebut relief. Relief ini kebanyakan berupa ragam hias guirlande, gunanya untuk memberi kesan agar kamar candi tidak terlalu kosong atau nampak terlalu tinggi. Sedangkan pada badan candi sebelah luar biasanya terdapat juga ukiran-ukiran yang lebih bermacam ragam. Ada ukiran makhluk-makhluk surga, dewa-dewa, atau bodhisatwa.
          Atap candi berbentuk meruncing ke atas secara bertingkat. Pada tiap tingkatan atap terdapat hiasan-hiasan. Hiasan atap ini berupa segi tiga rangkap tiga yang disebut antefix. Di samping itu terdapat pula hiasan-hiasan berupa ratna untuk candi Hindu, dan hiasan stupa untuk candi agama Budha. Pada puncak atap candi terdapat hiasan ratna atau stupa yang besar sesuai dengan bentuk candinya.
          Pembagian candi menjadi tiga bagian dan tiga tingaktan tadi sebenarnya mempunyai arti kiasan pula. Kaki candi disebut Bhurloka, yakni lambang dunia yang masih dihuni oleh makhluk-makhluk yang dapat mati. Jadi kaki candi melambangkan kehidupan di dunia kita ini. Sedangkan badan candi disebut Bhuwarloka, yakni lambang dunia yang mahkluk-mahkluknya telah disucikan. Sedangkan atap candi disebut Swarloka, yakni lambang dunia dewa-dewa. Suatu tempat yang mahasuci dan bebas dari kematian.
          Bangunan candi di smaping mengenal pembagian kaki, badan, dan atap candi, juga mengenal pembangian pembagian daerah percandian. Bangunan utama candi berupa bangunan dengan tiga pembagian tersebut. Candi utama ini terletak di daerah paling suci, yakni di tengah-tengah lingkungan bangunan dan di tempat yang paling tinggi. Bangunan utama ini dikelilingi pagar candi. Di sebelah luar pagar candi ini terbentang halaman candi yang lebih rendah letaknya dari halaman bangunan utama. Pada kelompok candi-candi besar, biasanya halaman ini didirikan candi-candi kecil dalam jumlah ratusan. Di luar pagar halaman candi kedua ini terletak halaman candi ketiga yang juga dipagari. Halaman candi ini biasanya dibiarkan kosong. Mungkin dahulu ditanami rumput dan pohon-pohon hiasan yang lain.
          Antara halaman candi terbawah ke halaman candi kedua dan halaman candi pertama dihubungkan dengan pintu-pintu candi. Di depan pintu-pintu halaman candi inilah biasanya terdapat patung-patung penjaga yang disebut Dwarapala. Bentuknya berupa raksasa yang tengah duduk dan memegang alat pemukul yang dinamai penggada.
          Tetapi, kalau kita memasuki candi yang sekarang ini ada, biasanya kita lagsung memasuki halaman utama candi. 

0 komentar:

Posting Komentar