Minggu, 24 Februari 2013

Arti Candi

Kepala Bodhisatwa


          Perkataan candi berasal dari kata Candika grha, yang artinya Rumah Dewi Candika. Dewi Candika adalah dewi maut. Dewi ini dipuja oleh orang-orang yang beragama Hindu di zaman dahulu kala. Manusia memuja Dewi Candika karena takut aka kematian, atau kalau mereka meninggal berharap akan mendapatkan pertolongan Dewi Candika.
          Umumnya rumah pemujaan Dewi Candika tadi dibangun di daerah perkuburan. Rupanya pada zaman Hindu setiap kuburan memiliki bangunan khusus untuk Dewi Maut ini. Inilah sebabnya candi dibangun dalam hubungannya dengan kuburan. Candi adalah kuburan raja-raja. Makin besar dan megah seorang raja, dengan sendirinya dibangun candi yang megah pula.
          Candi di Indonesia umumnya memang merupakan kuburan raja-raja. Di bawah candi ditanam abu raja. Abu raja ini biasanya ditaruh di sebuah batu perabuan yang dinamai peripih. Peripih merupakan sebuah batu yang mempunyai 9 lubang. Lubang yang di tengah berisi abu jasad raja, sedangkan lubang-lubang disekelilingnya berisi peralatan keagamaan. Peralatan ini biasanya berupa lambang-lambang dewa yang dipuja oleh sang raja.
          Peripih ditaruh di dasar sumuran candi. Sumuran candi dibangun persis di bawah patung dewa yang terletak di tengah-tengah ruangan candi. Patung dewa ini merupakan dewa yang dianggap rakyat menjelma sebagai raja. Kalau seorang raja beragama Hindu dan menyembah dewa Wisnu, maka raja tersebut diangggap sebagai penjelmaan dewa Wisnu sendiri.
          Candi-candi yang hanya dipergunakan untuk kuburan raja saja di dalamnya ditanam peripih, sedangkan candi-candi yang hanya dipergunakan untuk tempat pemujaan tidak akan dijumpai adanya peripih di dalamnya.
          Candi-candi hanya dibangun oleh bangsa Indonesia saat bangsa Indonesia memeluk agama Hindi dan agama Budha, yakni antara abad pertama Masehi sampai sekitar tahun 1500. Meskipun bangsa Indonesia telah memluk agama Hindu dan Budha sejak abad pertama Masehi, namun bangunan-bangunan candi baru didapatkan pada tahun 700-an. Setelah bangsa Indonesia memeluk agama Islam.

Mengenal Candi


Candi Tampaksiring, Bali

          Tanah air kita memiliki sangat banyak peninggalan candi. Candi-candi itu dibangun pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu yang berdiri di Indonesia, yakni dari sekitar abad 8 sampai abad 16. Indonesia memiliki sekitar 70 buah candi, baik yang bersifat Hindu, Budha maupun campuran. Candi-candi didapatkan di Sumatera, Jawa, dan Bali. Bangunan-bnagunan candi yang paling penting dan paling besar didapatkan di Pulau Jawa, terutama di Jawa Tengah.
          Di Sumatera Utara, di daerah bernama Padang Lawas, terdapat candi agama Budha yang terkenal dengan nama Biaro Bahal. Di daerah Riau yakni di Muara Takus dekat Sungai Kampar terdapat pula peninggalan candi yang dibangun pada abad 11 dan 12. Di daerah Jambi terdapat pula peninggalan candi Budha, yakni di Solok dan Muara Jambi. Di daerah Palembang juga terdapat bekas-bekas bangunan candi, yakni di Geding Suro. Bangunan candi di sini mirip dengan bangunan candi dari zaman Majapahit, jauh dari masa yang lebih muda. Begitulah dapat kita ambil kesimpulan bahwa candi-candi di Sumatera kebanyakan dibangun untuk keperluan agama Budha.
          Di Jawa Barat hanya didapatkan satu candi, yakni di Cangkuang, dekat Garut. Candi ini bersifat Hindu. Meskipun demikian di Jawa Barat banyak dijumpai patung-patung Hindu. Juga peninggalan patung-patung dari zaman prasejjarah banyak dijumpai.
          Di Jawa Tengah terdapat sejumlah besar candi. Candi-candi itu dapat digolongkan menjadi candi-candi Hindu dan candi-candi Budha. Candi-candi Hindu terdiri dari: Candi Dieng, Candi Gedong Songo, Candi Merak (di Klaten), Candi Gebang (dekat Yogya), Candi Sambisari (dekat Kalasan), Candi Sukuh dan Candi Ceto (dekat Madiun), dan Candi Prambanan. Diantara candi-candi Hindu tadi, Candi Prambananlah yang terbesar. Sedangkan candi-candi Budha terdiri dari: Candi Plaosan, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Sewu, Candi Sajiwan (semuanya terletak di daerah Prambanan). Sedangkan candi Budha yang terletak di daerah Magelang terdiri dari Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Borobudur.
          Di Jawa Timur terdapat banyak candi pula, yang sifatnya sudah campuran untuk keperluan agama Hindu dan Budha. Candi-candi tersebut adalah: Candi Belahan di pegunungan Penanggungan, Candi Gurah di dekat Kediri, Candi Kidal, Candi Sawentar di Blitar, Candi Jago dekat Malang, Candi Singosari dekat Malang, Candi Jawi dekat Tretes, Malang dan sejumlah besar candi-candi dari zaman Majapahit seperti Penataran, Candi Sumberjati, Candi Bayalngu, Candi Surawana, Candi Jabung, dan sebagainya.
          Di Bali terdapat peninggalan-peninggalan kuno juga, seperti pemandian Tirta Empul, Tampak Siring dan candi yang digurat pada lereng pegunungan seperti Kalebutan.

Sabtu, 23 Februari 2013

Bahasa-bahasa Daerah


Hampir setiap suku di Indonesia memiliki bahasa sendiri. Dan Negara Indonesia memiliki banyak suku yang berarti juga memiliki banyak bahasa daerah. Berikut ini adalah beberapa bahasa-bahasa daerah.
1.   Sumatera
a.    Aceh
b.   Alas
c.    Angkola
d.   Batak
e.    Enggano
f.     Gayo
g.    Karo
h.   Kubu
i.     Lampung
j.     Lom
k.   Mandailing
l.     Mentawai
m.  Melayu
n.   Minangkabau
o.    Nias
p.   Orang laut
q.    Pak-pak
r.    Rejang lebong
s.    Riau
t.     Sikule
u.   Simulur
2.   Jawa
a.    Jawa
b.   Madura
c.    Sunda
3.   Bali
a.    Bali
b.   Sasak
4.   NTB
a.    Sasak
b.   Sumba
5.   NTT
a.    Sasak
b.   Sumbawa
c.    Sumba
d.   Timor
e.    Tetun
f.     Rote
g.    Solor
h.   Belu
6.   Kalimantan
a.    Bajau
b.   Banjar
c.    Bahau
d.   Iban
e.    Kayan
f.     Kenya
g.    Klemautan
h.   Milano
i.     Melayu
j.     Ot-Danum
7.   Sulawesi
     Bada’ Besona................... Toraja
     Balantak.......................... Loinan
     Banggai............................ Loinan
     Bantik.............................. Sulut
     Bobongko......................... Loinan
     Bonerate.......................... Muna Butung
     Bugis................................ Sulsel
     Bulunga........................... Gorontalo
     Buol................................. Gate
     Butung............................ Muna Butung
     Bungku-mori................... Bungku Langku
     Landawe.......................... Bungku Langku
     Laki................................. Bungku Langku
     Mapute............................ Bungku Langku
     Gorontalo......................... Gate
     Kaill................................. Toraja
     Kaidipan.......................... Gate
     Kalaotoa........................... Muna Butung
     Karompa.......................... Muna Butung
     Layolo.............................. Muna Butung
     Leboni............................. Toraja
     Loinan............................. Loinan
     Luwu............................... Sulsel
     Makassar......................... Sulsel
     Mandar............................ Sulsel
     Mongondow..................... Sulut
     Napu............................... Toraja
     Pilpikoro.......................... Toraja
     Pitu................................. Sulsel
     Sa’dan............................. Sulsel
     Salu................................. Sulsel
     Sangir.............................. Sulut
     Seko................................ Sulsel
     Talaud............................. Sulut
     Tombatu.......................... Sulut
     Tondano.......................... Sulut
     Tontembun...................... Sulut
     Tomini............................. Tomini
     Tompakewa..................... Sulut
     Toraja.............................. Toraja
     Wotu................................ Toraja
     Uluna.............................. Sulsel
     Walio............................... Muna Bitung
8.   Maluku
     Alor.................................. Ambon Timur
     Ambelan........................... Ambon Timur
     Aru................................... Ambon Timur
     Bacan............................... Sula Bacan
     Banda............................... Ambon Timur
     Belu.................................. Ambon Timur
     Buru................................. Ambon Timur
     Geloli................................. Ambon Timur
     Goram............................... Ambon Timur
     Helo................................... Ambon Timur
     Kadang.............................. Ambon Timur
     Kai..................................... Ambon Timur
     Kaisar................................ Ambon Timur
     Kroe..,................................ Ambon Timur
     Lain................................... Ambon Timur
     Leti.................................... Ambon Timur
     Pantar............................... Ambon Timur
     Roma................................ Ambon Timur
     Solor................................. Ambon Timur
     Sula................................. Sula Bacan
     Taliabo............................. Bula Bacan
     Tanibar............................. Ambon Timur
     Ternate............................. Halmahera Utara
     Tetun................................ Ambon Timur
     Tidore................................ Halmahera Utara
     Timor................................. Ambon Timur
     Wetar................................. Ambon Timur
     Windesi.............................. Halmahera Selatan