Candi Jawa Tengah (kiri) dan Jawa Timur (kanan). Candi di Jateng dibangun agak pendek dan gemuk, dan candi Jatim dibangun agak ramping dan tinggi. |
Candi adalah bangunan yang
terdiri dari kaki candi, badan candi dan atap candi. Kaki candi merupakan dasar
dari bangunan candi. Kaki candi ini sebagian tertanam di dalam tanah dan
sebagian lagi berada di atas tanah dengan tinggi lebih dari satu meter. Pada
candi-candi kecil, kaki candi biasanya berbentuk bujur sangkar dan pada salah
satu sisinya terdapat tangga batu untuk memasuki badan candi. Sedangkan pada
bangunan candi besar seperti Candi Prambanan, kaki candi menjulang cukup
tinggi, beberapa meter dari tanah dan berbentuk bujur sangkar yang dibentuk
begitu rupa sehingga berbentuk sudut 12.
Pada kaki candi inilah
terdapat jalan keliling mengitari badan candi yang disebut pradhaksinapatha
atau praswyapatha. Pradhaksinapatha berarti jalan keliling mengitari candi
dengan jalan menganankan candi. Artinya
kalau orang telah menaiki tangga kaki candi dan ingin mengelilingi badan candi
terlebih dahulu sebelum memasuki badan candi, maka cara berkelilingnya harus
begitu rupa sehingga badan candi selalu berada di sebelah kanan kita.
Sebaliknya prasawypatha berarti mengkirikan candi. Pradhaksinapatha biasanya
terdapat pada candi-candi di Jawa Tengah.
Pada jalan atau lorong kaki
candi tersebut kadang-kadang dibangun pula sebuah pagar batu yang mengelilingi
seluruh kaki candi. Pagar yang pendek ini hanya dibangun di candi-candi besar
saja. Pada candi-candi kecil biasanya lorong yang mengitari candi tidak
berpagar. Pada pagar-pagar candi itulah biasanya dipahatkan cerita-cerita
keagamaan. Pemasangan gambar-gambar yang merupakan urutan cerita tadi
tergantung dari lorong pradhaksinanya atau prasawyanya. Pada lorong pradhaksina
dengan sendirinya urutan gambar mengikuti jalan keliling mengkanankan candi,
sedang pada prasawya urutan gambar mengikuti jalan keliling mengkirikan candi.
Badan candi merupakan bagian
kedua dari candi yang dibangun di atas kaki candi. Pada badan candi inilah
terdapat ruangan candi, atau kamar candi. Pada bangunan candi kecil, kamar
candi ini hanya terdiri dari satu ruangan, tetapi pada candi besar biasanya
terdapat 4 ruangan. Ruangan-ruangan dalam candi besar tadi terdiri dari satu
ruangan kamar besar dan tiga ruangan kamar yang lebih kecil.
Dalam ruangan candi terdapat
patung dewa atau patung bodhisatwa. Pada candi-candi agama Hindu patung dewa
tersebut terletak di tengah-tengah kamar candi, sedangkan pada candi agama
Budha, patung Budha atauu bodhisatwa terletak mepet pada dinding belakang kamar
candi. Tetapi pada candi-candi di Jawa Timur kebanyakan patung dewa terletak
mepet di dinding belakang kamar candi.
Selain terdapat patung dewa
atau patung Budha atau patung bodhisatwa, kadang-kadang terdapat pula patung
lingga dan yoni, yakni lambang dewa Siwa.
Pada dinding kamar candi di
sebelah dalam biasanya dihias dengan ukiran-ukiran yang disebut relief. Relief
ini kebanyakan berupa ragam hias guirlande, gunanya untuk memberi kesan agar
kamar candi tidak terlalu kosong atau nampak terlalu tinggi. Sedangkan pada
badan candi sebelah luar biasanya terdapat juga ukiran-ukiran yang lebih
bermacam ragam. Ada ukiran makhluk-makhluk surga, dewa-dewa, atau bodhisatwa.
Atap candi berbentuk
meruncing ke atas secara bertingkat. Pada tiap tingkatan atap terdapat
hiasan-hiasan. Hiasan atap ini berupa segi tiga rangkap tiga yang disebut
antefix. Di samping itu terdapat pula hiasan-hiasan berupa ratna untuk candi
Hindu, dan hiasan stupa untuk candi agama Budha. Pada puncak atap candi
terdapat hiasan ratna atau stupa yang besar sesuai dengan bentuk candinya.
Pembagian candi menjadi tiga
bagian dan tiga tingaktan tadi sebenarnya mempunyai arti kiasan pula. Kaki
candi disebut Bhurloka, yakni lambang dunia yang masih dihuni oleh makhluk-makhluk
yang dapat mati. Jadi kaki candi melambangkan kehidupan di dunia kita ini.
Sedangkan badan candi disebut Bhuwarloka, yakni lambang dunia yang
mahkluk-mahkluknya telah disucikan. Sedangkan atap candi disebut Swarloka,
yakni lambang dunia dewa-dewa. Suatu tempat yang mahasuci dan bebas dari
kematian.
Bangunan candi di smaping
mengenal pembagian kaki, badan, dan atap candi, juga mengenal pembangian
pembagian daerah percandian. Bangunan utama candi berupa bangunan dengan tiga pembagian
tersebut. Candi utama ini terletak di daerah paling suci, yakni di
tengah-tengah lingkungan bangunan dan di tempat yang paling tinggi. Bangunan
utama ini dikelilingi pagar candi. Di sebelah luar pagar candi ini terbentang
halaman candi yang lebih rendah letaknya dari halaman bangunan utama. Pada
kelompok candi-candi besar, biasanya halaman ini didirikan candi-candi kecil
dalam jumlah ratusan. Di luar pagar halaman candi kedua ini terletak halaman
candi ketiga yang juga dipagari. Halaman candi ini biasanya dibiarkan kosong.
Mungkin dahulu ditanami rumput dan pohon-pohon hiasan yang lain.
Antara halaman candi
terbawah ke halaman candi kedua dan halaman candi pertama dihubungkan dengan
pintu-pintu candi. Di depan pintu-pintu halaman candi inilah biasanya terdapat
patung-patung penjaga yang disebut Dwarapala. Bentuknya berupa raksasa yang
tengah duduk dan memegang alat pemukul yang dinamai penggada.
Tetapi, kalau kita memasuki
candi yang sekarang ini ada, biasanya kita lagsung memasuki halaman utama candi.
0 komentar:
Posting Komentar