Candi Jawi |
Bagaimana bangunan-bangunan
besar berupa candi itu dahulu dibangun orang, tidak ada orang yang mengetahui
secara pasti. Seni membangun candi, membuat patung dan mengukir relief memang
dapat dipelajari dalam buku Silapasastra, yakni buku yang berisi ilmu
pengetahuan cara membuat patung dan candi. Namun dalam buku ini tidak
dicantumkan keterangan bagaimana batu demi batu disusun. Inilah sebabnya timbul
banyak pendapat bagaimana candi-candi yang amat besar dan tinggi itu dibangun.
Pada pembangunan candi-candi
jelas sekali diperlukan banyak batu-batu besar. Darimana batu-batu besar itu
diambil dan dengan cara bagaimana? Lalu setelah terkumpul ribuan batu, kemudian
dibentuk sebagai bahan bangunan, bagaimana pula batu-batu besar itu disusun
begitu tinggi? Bagaimana pula mereka mengukir batu-batu itu? Semua itu memang
pertanyaan yang menarik, namun tak seorang pun dapat menjawabnya secara pasti.
Candi-candi itu dibangun
atas perintah raja-raja. Dengan kekuasaan raja yang besar itu tentu mudah saja
untuk memerintahkan rakyatnya bergerak mencari batu-batu besar dan kemudian
mengangkutnya ke tempat pembangunan candi. Tetapi dengan sendirinya bukan raja
itu sendiri yang mengeluarakan perintah langsung kepada rakyat. Raja tinggal
mengumpulkan raja-raja kecil dibawah kekuasaannya untuk mengerahkan rakyat
mengumpulkan batu-batu besar di wilayahnya. Raja-raja kecil atau bupati-bupati
ini mudah juga menyuruh rakyatnya untuk bekerja karena rakyat memang mempunyai
kewajiban untuk bekerja demi kepentingan raja, demi kepentingan umum, dan demi
kepentingan agama. Kewajiban rakyat untuk bekerja bagi kepentingan raja dan
umum ini lazim disebut sebagai kerja gotong royong. Apalagi kalau mereka
mengetahui bahwa yang memerinntahkan itu raja yang mereka anggap sebagai
penjelmaan dewa di dunia, maka kewajiban itu bukan saja sebagai kewajiban
tetapi juga suatu kehormatan karena dapat berbakti kepada dewanya.
Batu-batu besar yang
diangkut rayat itu dikumpulkan di tempat candi akan dibangun. Di sana batu
dibentuk menjadi potongan-potongan seperti yang dikehendaki oleh para arsitek
candi. Potongan-potongan batu besar tadi kemudian disusun menjadi bentuk dasar
candi. Dengan sendirinya mudah untuk menyusun batu-batu bagi pembangunan kaki
candi, tetapi bagaimana caranya batu-batu itu diangkut dan disusun untuk badan
dan atap candi yang tinggi itu?
Di sinilah beberapa pendapat
muncul berupa teori. Ada yang menyatakan bahwa setelah kaki candi dapat
disusun, maka kaki candi tadi ditimbun tanah. Dari timbunan tanah yang
merupakan bukit kecil tadi batu-batu besar yang akan dipasang sebagai badan
candi diangkut. Dengan demikian makin tinggi bangunan candi, maka makin tinggi
pula timbunan tanah yang mengitari candi dan makin luas pula daerah timbunan.
Ada juga yang menyatakan bahwa bukan timbunan tanah yang dipakai untuk
mengangkat batu-batu besar itu ke puncak, tetapi tangga-tangga kayu yang
mendatar. Dengan sendirinya tangga-tangga kayu tadi juga menjadi makin tinggi,
makin lebar, atau makin panjang bentuk tangga bertingkatnya.
Setelah susunan batu yang
merupakan bangunan pokok terbentuk, maka mulailah tukang ukir dan penghias
candi bekerja. Gambar-gambar hiasan berupa relief mulai dibuat, antefix, dan
hiasan puncak juga mulai dibentuk. Dalam teori timbunan tanah tadi, juru ukir
mulai bekerja dari puncak candi. Makin ke bawah, tanah timbunan disingkirkan
dan juru ukir bekerja di bagian yang telah disingkirkan tanah timbunannya tadi.
Bagaimana cara menyusun batu
demi batu yang amat besar tadi? Batu-batu candi disusun satu sama lain tanpa
menggunakan semen. Batu-batu hanya dikaitkan satu sama lain. Inilah sebabnya
kita mengetahui mengapa sebuah candi runtuh, bongkahan-bongkahan batunya
bertebaran satu-satu, tak ada yang merupakan sekumpulan batu.
Kalau semua bagian candi
telah selesai dibangun dan dihias, maka pekerjaaan terakhir adalah pemasangan
patung-patung dewa di dalam ruangan candi. Kalau sebuah candi dipergunakan
untuk kuburan, maka upacara pemasangan patung merupakan upacara agung berupa
penguburan abu raja di dasar sumuran candi.
Candi-candi besar di
Indonesia terdapat di wilayah sekitar Yogyakarta dan Magelang. Candi-candi
besar itu dibangun dalam thaun-tahun 800 Masehi, yakni waktu wilayah itu
dikuasai oleh raja-raja dinasti Syailendra. Dari bangunan-bangunan candi besar
tadi dapat dibayangkan betapa besar tenaga rakyat dikerahkan untuk
membangunnya, dan betapa besar kekuasaan raja.
0 komentar:
Posting Komentar